Menurut pengakuan orangtuanya, Khoiron (32), kejadian itu berawal saat Rizqi sedang tidur-tiduran di teras rumah tetangganya. Tiba-tiba seekor kera liar mendatangi dan langsung menerkam kaki kanan Rizqi hingga sobek digigit. "Mendengar jeritan Rizqi, ibunya sempat akan memukul, tapi keranya langsung meloncat ke pepohonan" terang Khoiron.
Melihat kaki anaknnya berdarah, Rusmini (31), ibu Rizqi, bergegas membawanya ke Puskesmas Rembang untuk mendapatkan perawatan medis. "Entah apa yang terjadi jika kera liar itu terus dibiarkan menyerang anak saya," kata Rusmini.
Keberadaan kera-kera liar di Oro-Oro Ombo ternyata bukan pertama kalinya. Tiga orang lain sebelumnya juga menjadi korban gigitan kera liar.
Untuk mengurangi serangan kera, penduduk telah berusaha mengusir dan menangkap hewan-hewan itu. Namun mereka kesulitan karena kera-kera itu sering berpindah-pindah tempat. Bahkan sejumlah penduduk sudah melakukan perburuan massal dengan menggunakan senapan angin, tapi belum berhasil membunuh kera liar itu.
Tak hanya itu, Kepala Desa Oro-Oro Ombo Kulon, Hariono (40), juga menggelar sayembara berhadiah Rp 500 ribu jika ada penduduknya yang berhasil menangkap kera penyerang hidup-hidup. "Ya mungkin lewat cara itu, biar warga antusias untuk memburu kera liar yang kerap mengancam anak-anak di sini," ungkapnya.
Dari catatan desa setempat dua bulan terakhir, selain Rizqi, ada tiga orang yang sudah menjadi korban gigitan kera liar itu. Mereka adalah Nisa (10) yang mengalami luka gigitan di bagian pahanya, Jumali (37), pedagang sayur keliling, dan Ahmad Efendi (17) luka sobek di bagian kepalanya dengan 20 jahitan. "Ya, semoga saja tak ada korban lagi setelah kejadin ini" harap Hariono. Selengkapnya...